Loading

Kamis, 13 Juni 2013

Diet Rendah Protein-selama Kehamilan pada Tikus Mengaktifkan plasenta Asam Amino mamalia Pathway Respon dan Program Pertumbuhan Kapasitas Offspring 1-3

A Low-Protein Diet during Gestation in Rats Activates the Placental Mammalian Amino Acid Response Pathway and Programs the Growth
Capacity of Offspring 1–3

Rita S. Strakovsky,
4
Dan Zhou,
5
and Yuan-Xiang Pan
4,5
 
abstrak
Efisiensi plasenta merupakan prediktor pertumbuhan dan perkembangan janin, yang juga dikendalikan oleh kesehatan kehamilan ibu
dan diet. Penelitian ini meneliti efek dari kehamilan diet rendah protein pada kapasitas pertumbuhan anak serta sebagai kontribusi diet untuk ekspresi diubah gen plasenta yang berhubungan dengan respon asam amino mamalia (AAR) jalur. Untuk menilai hasil ini, waktunya hamil Sprague Dawley diberi kontrol (C) diet dengan 18% protein atau rendah protein (LP) diet dengan protein 9% selama kehamilan (Expt. 1) atau selama kehamilan dan menyusui (Expt. 2). Plasenta dikumpulkan selama persalinan alami dan analisis kuantitatif RT-PCR dan Western Blot-yang dilakukan untuk menentukan mRNA plasenta dan tingkat protein. Pada akhir periode laktasi, keturunan bendungan memberi makan LP diet memiliki stuntedgrowth di kedua percobaan. mRNA ekspresi targetgenes dalam jalur AAR, seperti mengaktifkan faktor transkripsi-3 ( Atf3), Asparagin sintetase (ASN), Dan Sodium tergantung netral asam amino transporter-2 ( Snat2), lebih besar pada plasenta tikus yang diberi diet LP dibandingkan dengan kontrol, seperti plasenta ATF4 dan p-eIF2 sebuah tingkat protein. Peningkatan ekspresi mRNA dari gen AAR jalur terkait berkorelasi dengan pengerdilan pertumbuhan anak (Atf3:R2= 0,32,P= 0,086; ASN : R 2= 0,44,P, 0,05; Snat2: R 2 = 0.33, P= 0,084). Studi kami menunjukkan bahwa mamalia AAR jalur dalam plasenta diregulasi oleh diet rendah protein ibu dan aktivasi ini dapat bertindak sebagai isyarat bagi janin untuk mengembangkan respon adaptif cocok untuk lingkungan postnatal mereka diprediksi, yaitu fenotip yang lebih menguntungkan untuk kelangsungan hidup mereka. J. Nutr. doi: 10.3945/jn.110.127803.

(Ainil Mardhiyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar